Oleh: Nasrullah Djasam
Gemuruh sholawat di depan makam Rasulullah s.a.w. bersahutan yang dikumandangkan oleh para jamaah haji dari pelosok dunia, ada sholawat yang berdialek India, Pakistan, Turki dan tentu saja ada yang bedialek Melayu yang keluar dari mulut jamaah haji Indonesia, Malaysia, Thailand dan Negara Asia Tenggara lainnya. Ada yang melambai-lambaikan tangannya sambil mengucapkan salam kepada Rasulullah s.a.w, rasanya begitu dekat hati mereka dengan Rasulullah s.a.w seolah Rasulullah s.a.w ada dihadapan mereka untuk menyambut sambil tersenyum.
Kecintaan yang luar biasa terhadap sosok Rasulullah s.a.w membuat mereka tidak lagi memperdulikan betapa besar usaha dan tenaga yang mereka keluarkan untuk sekadar berdiri sesaat dihadapan makam beliau shallalahu alaihiwasalam, Segala kelatihan, kepayahan dan tempat yang terbatas seolah sirna. penjagaan ketat para askar makam Rasulullah s.a.w bukan penghalang untuk memberikan penghormatan kepada sang uswah hasanah (teladan baik), yang menyelamatkan ummat manusia dari jurang kehancuran, dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Seraya berkata assalamu alaika ya rasulullah, assalamu alaika ya habiballah.
Muhammad s.a.w bukanlah sosok yang asing dimata ummat Islam, Al qur'an secara jelas mengatakan bahwa beliau adalah suri tauladan bagi ummat manusia (لقد كان لكم في رسول لله أسوة حسنة), Al qur'an menjelaskan bahwa beliau adalah sosok yang berakhlak luhur (وإنك لعلى خلق عظيم ), seluruh nilai nilai yang ada dalam Al qur'an tercermin dalam prilaku beliau sehari hari (كان رسول اله صلى الله وسلم قرآنا يمشي على الأرض).
Beliau adalah sosok pemimpim yang sangat humanis, menghargai sesama, tegas, adil, berpihak kepada yang lemah, menegakkan supremasi hukum. Beliau bukan type pemimpin arogan yang menggunakan kekuasaannya dengan sewenang-wenang, beliau bukan pemimpin egois yang memikirkan kesejahteraan diri dan keluarganya sementara rakyat hidup penuh keprihatinan di tenda-tenda pengungsian dengan sarana yang jauh dari layak akibat bencana alam dan luapan lumpus panas LAPINDO. Tidak ada harta berbentuk materi yang beliau wariskan kepada keturunannya, bahkan sebagai seorang rasul beliau telah menegaskan :
نحن الأنبياء لا نورث ما تركنا
Kami para nabi tidak mewariskan apa yang kami tinggalkan
Yang beliau wariskan kepada keluarga, sahabat dan pengikutnya hanyalah nilai-nilai luhur yang bisa menyelamatkan ummat manusia di dunia dan di akhirat.
Tidak diragukan lagi bahwa membaca sholawat kepada Rasulullah s.a.w dengan penuh khidmat mengandung nilai ibadah yang sangat tinggi, banyak riwayat yang menyatakan betapa besar pahala bagi orang yang membaca sholawat kepada Rasulullah s.a.w. Akan tetapi sungguh sayang jika kecintaan kita kepada Rasulullah s.a.w hanya diekspresikan dengan membaca sholawat. Yang beliau inginkan tentu bukan hanya itu, beliau ingin agar kecintaan kita terhadapnya dibuktikan dengan meneladani akhlak beliau, dengan begitu kecintaan kita tidak hanya kecintaan kulit akan tetapi sudah menyentuh substansi dan itulah bentuk kecintaan yang hakiki.
Kita yakin jika seluruh jamaah haji Indonesia yang datang berziarah kemakam Rasulullah s.a.w. mengekspresikan cintanya kepada Rasulullah s.a.w dengan mengamalkan nilai-nilai luhur yang diwariskan beliau Sallalahualaihiwassalam. Pasti akan membawa perubahan yang signifikan ke arah yang lebih baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mengingat jamaah haji Indonesia merupakan jamaah haji yang paling banyak jumlahnya setiap tahun. Bukankah setiap amal ibadah yang dilakukan seorang muslim bertujuan untuk memperbaiki diri, jika masing masing individu sudah baik akan terbentuk komunitas yang juga baik.
Madinah, 18 Desember 2007.
No comments:
Post a Comment