Oleh : Syariful Hidayat
Ashabul kahfi merupakan sebuah cerita teladan yang disebutkan di dalam al-Quran pada surat al-Kahfi ayat 9 sampai dengan ayat 26 dari 110 jumlah ayatnya. Cerita ini mengkisahkan beberapa penghuni gua yang mengandung i’tibar dan pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan manusia.
Cerita ini bermula dari sebuah kota, terletak di antara dataran luas yang sangat subur.Kebanyakan mata pencaharian penduduk negeri ini adalah bercocok tanam dan perkebunan dengan menanam pohon kurma, buah-buahan jeruk, anggur dan semangka. Sebagian penduduk yang lainnya beternak hewan seperti sapi, kambing, biri-biri dan onta, sehingga mereka hidup makmur, mereka makan hasil buminya dengan nikmat dan hidup damai sejahtera.
Ashabul kahfi merupakan sebuah cerita teladan yang disebutkan di dalam al-Quran pada surat al-Kahfi ayat 9 sampai dengan ayat 26 dari 110 jumlah ayatnya. Cerita ini mengkisahkan beberapa penghuni gua yang mengandung i’tibar dan pelajaran yang amat berguna bagi kehidupan manusia.
Cerita ini bermula dari sebuah kota, terletak di antara dataran luas yang sangat subur.Kebanyakan mata pencaharian penduduk negeri ini adalah bercocok tanam dan perkebunan dengan menanam pohon kurma, buah-buahan jeruk, anggur dan semangka. Sebagian penduduk yang lainnya beternak hewan seperti sapi, kambing, biri-biri dan onta, sehingga mereka hidup makmur, mereka makan hasil buminya dengan nikmat dan hidup damai sejahtera.
Agama yang dipeluk penduduk ini dan keyakinan mereka, sebagaimana penduduk negeri-negeri lain di dunia ini adalah bermacam-macam. Sebagian mereka ada yang beriman kepada Allah dan RasulNya, tetapi sebagian besar mereka adalah penyembah berhala, patung dan menyembelih hewan kurban untuknya.
Yang memerintah negeri yang subur nan makmur ini adalah seorang Raja yang lebih condong kepada agama berhala penyembah patung dan mengajak orang lain dengan paksa agar turut menyembahnya, bila tidak mengikuti kehendaknya, rakyat mengalami penyiksaan yang sangat kejam.
Keadaan dan kondisi ini telah berlangsung puluhan tahun lamanya di bawah kepemimpinannya, banyak diantara kamu muslimin mendapatkan siksaan yang luar biasa, sehingga tiada satu haripun bila ada berita yang sampai kepadanya tentang keberadaan seorang mukmin atau mukminah, pasti ditegakkan hukuman dengan menyiksanya atau menyembelihnya di depan umum, sehingga ia yakin benar dapat mencabut benih-benih iman dari dada penduduknya yang telah lama beriman kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Dengan kondisi politik & sosial yang sangat menyudutkan kaum yang beriman kepada Allah inilah, masih ada beberapa orang yang beriman kepada Allah SWT secara sembunyi-sembunyi, karena mereka lebih takut kepada siksa Allah yang lebih kejam di hari kiamat kelak. Mereka dengan lantang penuh keberanian mendeklarasikan sikap untuk mengabaikan perintah pemimpin mereka. Mereka mampu menguasai diri, sebab mereka memiliki keoptimisan yang dibingkai ruh mas'uliyah (tanggung jawab), ruh isti'la (merasa tinggi) dan sosok kepemimpinan.
Sikap yang mereka lakukan adalah dengan tetap memegang teguh iman kepada Allah SWT dan mengucilkan diri pada sebuah gua sebagai tempat berlindung seraya berdoa : “Wahai tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini”.
Namun, kehendak Allah menginginkan lain, Allah menidurkan mereka dan menutup telinga mereka dari segala kebisingan. Lalu setelah 309 tahun (Qomariyah) lamanya, Allah kembali membangunkan mereka.
Akhirnya, terbukalah segala keajaiban setelah mereka terjaga, terlebih setelah salah satu diantara mereka meminta kawannya untuk membeli sesuatu untuk mengganjal perut yang kosong, mereka sadar, bahwa mereka berada di alam yang bertolak belakang dengan kenyataan lama, mereka berada di lingkungan masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama islam dan mereka yakin, bahwa mereka adalah pelaku sejarah yang dapat menambah keimanan mereka dan kaum mukminin semua.
Demikianlah akhirnya, sesuai dengan janji Allah SWT, bahwa : “Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal saleh, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik” (al-Kahfi : 30). Sehingga mereka pun bergabung menjadi bagian dari masyarakat yang mayoritas penduduknya beragama islam.
***
Kita tahu, bahwa bukti dan tanda kekuasaan Allah begitu banyak dan menuntut untuk direnungi serta diambil pelajaran ('ibrah). Tanda-tanda kekuasaan Allah SWT. Itu dipaparkan dalam berbagai bentuk dan cara, dimaksudkan agar manusia tidak bosan dan agar sadar serta segera mengakui kewahdaniyahan(keesaan)-Nya. Dan Ashabul kahfi adalah salah satu tanda kekuasaan Allah SWT. yang dipaparkan dalam bentuk kisah yang menarik dan patut direnungi, karena di dalamnya terdapat pelajaran bagi sejarah kehidupan manusia di muka bumi ini.
Barangkali kita harus sepakat, bahwa sesungguhnya sejarah manusia itu akan terulang dari masa ke masa, meskipun perbedaan waktu, tempat dan pelaku, namun substansinya akan tetap sama seperti yang telah terjadi sebelumnya.
Nah, Karena pentingnya memahami dan menyadari substansi kisah ini, Allah sendiri tidak menyebutkan siapa nama pelaku-pelakunya, sebagaimana Allah tidak menyebutkan juga jumlah dan kapan terjadinya secara pasti. Yang jelas tujuannya agar manusia mengambil pelajaran, kemudian menjalani kehidupan dengan hidayahNya. Tujuan seperti inilah yang juga melatarbelakangi sebagian besar mufassirin dalam menyikapi kisah ini, semisal Ibnu Katsir, At-Thabari dll.
***
Diantara saripati yang dapat kita ambil pelajaran dari kisah ashabul kahfi adalah : Tauhidullah (mengesakan Allah SWT). Menurut para Ulama, tauhid (mengesakan) kepada Allah SWT. terbagi menjadi tiga macam, pertama, tauhid al-Uluhiyah, ialah mengesakan Allah Ta’ala dalam beribadah, yaitu meyakini, bahwa beribadah itu hanya ditujukan kepada Allah dan karena-Nya semata.
Kedua : Tauhid ar-Rububiyah, ialah mengesakan Allah Ta’ala dalam perbuatan, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah lah sang maha pencipta, penguasa dan pengatur alam semesta.
Ketiga : Tauhid al-Shifat, ialah mengesakan Allah Ta’ala dalam sifat-Nya. Artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah Ta’ala dalam Dzat maupun Sifat.
Nah, pilihan para Ashabul kahfi untuk mengasingkan diri pada sebuah gua itu merupakan panggilan dari lubuk hati agar senantiasa dapat mempertahankan keyakinannya tentang islam, sekaligus menjalankan keyakinan itu pada tempat yang terhindar dari penglihatan manusia jelata. Sebab mereka yakin, bahwa penguasa yang sebenarnya adalah Allah SWT. bukan seorang raja yang sedang berkuasa di zamannya. Sebagaimana mereka juga sadar, bahwa segala keangkuhan sang raja, hanyalah gertakan sambal goreng yang dapat sirna dengan berlalunya zaman.
Pengasingan diri yang mereka lakukan, juga merupakan wujud pengorbanan untuk meninggalkan segala kenikmatan duniawi untuk tujuan ukhrawi. Mereka rela meninggalkan keluarga, harta dan tanah air demi menyelamatkan aqidah serta khawatir akan fitnah. Untuk itu bukan tidak mungkin kisah ini menjadi inspirasi bagi hijrah Rasulullah saw. Bersama Abu Bakar ra ke Madinah dan Hijrah pertama kaum muslimin ke Habsyah.
Pengasingan itu pula merupakan metodologi seorang rakyat menolak kebijakan pemimpinnya yang terbukti dengan kedzaliman & kerakusan akan kepemimpinan & kekuasaan. Tentunya, manakala jumlah ashabul kahfi mencukupi, gelombang reformasi pun pasti akan terjadi.
Dan terakhir, mengikuti kronologi kisah Ashabul Kahfi mengantar kita kepada satu titik tujuan utama kisah tersebut yaitu meyakinkan kepada umat manusia terhadap keimanan kepada hari kiamat, hari bangkit di alam mahsyar. Sebab dalam suatu riwayat, pada saat sebelum ashabul kahfi dibangkitkan, masyarakat setempat terpecah kepada dua kubu. Ada yang meyakini adanya hari bangkit di akhirat nanti dan ada yang tidak percaya sama sekali. Bagi seorang mukmin, aqidah ini merupakan sebuah aksiomatis yang tidak diragukan lagi kebenarannya. Karena keimanan terhadap keduanya ini memacu kita untuk berbuat kebajikan selama di dunia dan menimbulkan rasa tanggung jawab yang tinggi dihadapan mahkamah Allah Swt.
Akhirnya, penggalan kisah ini adalah bagian pertama dari empat kisah lainnya yang terdapat dalam surah Al-kahfi. Semoga dengan kisah ashabul kahfi ini mendorong kita untuk mendalami dan mengkaji kisah-kisah selanjutnya yang terdapat di dalam al-Quran dan tentunya yang teramat penting adalah transformasi nilai ke dalam diri kita lewat skenario kisah tersebut, agar kita menjadi mukmin yang mendapat legalisasi keimanan yang benar dari Allah Swt.
11 comments:
sebenarnya bukan untuk komen tulisan ini. tapi kalo mau nulis dikirimnya kemana?
dari maliklentera@yahoo.com
Subhanallah..
Apa khabar ...
Laman web ni memang cantik. Gambar yang bagus dan susunan yang kemas.
Syabas !!!
Assalamualaikum... terima kasih atas kunjungannya, sebenarnya kami juga ingin sekali membuka layanan untuk umum, agar bisa mengirimkan tulisan ke redaksi, namun untuk sementara masih belum bisa menerima, mengingat blog ini adalah edisi online dari buletin Jum'at edisi cetak yang disebarkan di Masjid KBRI Rabat setiap hari jum'at, dan untuk saat ini para pembacanya menginginkan penulisnya juga itu yang Shalat Jumat di Mesjid KBRI. bergantian, ibaratnya ini adalah pengajian kecil, belajar bersama dan sharing pengalaman bersama.
terima kasih untuk keinginannya, insyaallah kedepannya kami akan menerima juga. semoga Allah membukakan pintu hidayahnya untuk kita semua.. amien....
Wassalamualaikum
redaksi
Ass.
Jumlah ashhabul kahfi ada berapa?
Berapa lama di gua?
Wass.
Wijdan Ibn Masood
Kesugihan Cilacap Jateng Indonesia
wijdan2907@yahoo.com
Macam bukan kisah sebenar sahaja. Hanya berpandukan kepada Surah Al-Kahf. Sila rujuk pada kitab-kitab dari imam-iman dan ulama-ulama yang ada menceritakan tentang kisah Ashabul Kahfi.
Pak, adakah nama-nama ashabul kahfi ? siapa saja ?
Di Sebalik Kisah Ashabul Kahfi
Ketika Umar bin Khattab diangkat menjadi khalifah, sekelompok pendeta Yahudi datang kepadanya, dan salah seorang berkata kepada Ali bin Abi Thalib, "Wahai Ali, aku ada satu masalah yang ingin aku tanya kepadamu,"
Ali pun berkata, "Bertanyalah sesuka hatimu."
Orang Yahudi itu pun berkata, "Beritahukan padaku tentang sekelompok manusia pada zaman dahulu, mereka mati selama tiga ratus sembilan tahun, lalu Allah hidupkan kembali. Bagaimana kisah mereka?"
Ali berkata, "Wahai Yahudi, mereka adalah penghuni gua (Ashabul Kahfi), Allah telah menurunkan atas nabi kami Al-Quran yang memuat kisah mereka. Kalau engkau mahu, akan kami bacakan kisah mereka di hadapanmu."
Orang Yahudi berkata, "Betapa sering aku mendengar Al-Quran. Kalau engkau memang tahu, katakan padaku nama-nama mereka, nama raja, nama anjing, nama gunung, nama gua dan kisah mereka dari awal hingga akhir."
Lalu Ali berihtiba' (duduk sambil mengangkat kedua lutunya dengan melilitkan serban pada kedua lutunya) dengan serban Rasulullah SAW, seraya berkata, "Wahai saudara bangsa Arab, kekasihku Muhammad SAW pernah bercerita kepadaku bahawa di daerah Romawi sebuah kota bernama Afsus dan juga dinamakan Thurthus. Nama kota itu di zaman jahiliah adalah Afsus, lalu ketika Islam datang dinamakan Thurthus. Mereka mempunyai seorang raja yang soleh. Raja itu mati lalu tersebar berita kematiannya hingga seorang raja dari Persia yang bernama Diqyanus mendengar berita tersebut. Dia adalah raja yang sangat zalim dan kafir. Dia datang bersama bala tenteranya ke kota Afsus dan menjadikannya sebagai tempat kerajaannya, lalu membangun sebuah istana."
Yahudi itu berkata, "Jika Anda benar-benar tahu, maka jelaskan kepadaku tentang istana itu dan ruang-ruangannya!"
Ali menjawab, "Raja itu membangunkan istana dari marmar, panjangnya satu farsakh (5 - 6 km), lebarnya satu farsakh. Di dalamnya terdapat empat ribu pilar dari emas dan seribu lampu emas. Lantainya dari suasa dan setiap malam diisi dengan minyak wangi yang harum. Dia letakkan di bahagian timur seratus delapan puluh kekuatan, demikian juga di bahagian baratnya. Matahari dari sejak terbit sampai terbenam mengitari istana. Dia membuat singgahsana dari emas panjangnya delapan puluh hasta dan berhiaskan mutiara. Dia letakkan di sebelah kanan singgahsana delapan puluh kursi emas untuk para panglimanya dan juga di sebelah kirinya delapan puluh kursi emas juga. Dia duduk di atas singgahsananya sambil mengenakan mahkota di atas kepalanya."
Ashabul Kahfi adalah nama 7 (tujuh) pemuda yg beriman (Maksalmina, Martinus, Kastunus, Bairunu, Danimus, Yathbunus dan Thamlika adapun anjingnya bernama Kithmir).
Mereka hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya nabi Isa as. Mereka hidup ditengah masyarakat penyembah berhala dengan seorang raja yang dzalim.
Dengan izin Allah mereka kemudian ditidurkan selama 309 tahun di dalam gua, dan dibangkitkan kembali ketika masyarakat dan raja mereka sudah berganti menjadi masyarakat dan raja yang beriman kepada Allah SWT (Ibnu Katsir; Tafsir al-Quran al-'Adzim; jilid:3 ; hal.67-71).
Jawaban untuk sdr. Wijdan Ibn Masood dari Kesugihan Cilacap Jateng Indonesia (wijdan2907@yahoo.com) tentang pertanyaan: brp Jumlah ashhabul kahfi ada berapa? dan Berapa lama di gua?
Saya (Asepta dari Tasikmalaya mencoba menjawab)
Ashabul Kahfi adalah nama 7 (tujuh) pemuda yg beriman (Maksalmina, Martinus, Kastunus, Bairunu, Danimus, Yathbunus dan Thamlika adapun anjingnya bernama Kithmir).
Mereka hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, beberapa ratus tahun sebelum diutusnya nabi Isa as. Mereka hidup ditengah masyarakat penyembah berhala dengan seorang raja yang dzalim.
Dengan izin Allah mereka kemudian ditidurkan selama 309 tahun di dalam gua, dan dibangkitkan kembali ketika masyarakat dan raja mereka sudah berganti menjadi masyarakat dan raja yang beriman kepada Allah SWT (Ibnu Katsir; Tafsir al-Quran al-'Adzim; jilid:3 ; hal.67-71).
Email: aseptagoth@gmail.com
ada film ashabul kahfi bahasa arab dan teks bahasa indonesia.
selain itu ada film kolosal sejarah islam lainnya, seperti film khulafaur rasyidin, shalahuddin al ayubi, khalid ibn walid, dll. semoga bermanfaat
Informasi di http://www.jasinku.blogspot.com
Post a Comment