Oleh : Abdul Somad Batubara. Lc.
Ketika ada seorang atlit yang mengunakan doping, maka akan dikatakan bahwa atlit tersebut adalah atlit yang tidak sportif.
Ketika ada dari salah satu pasangan Gaple yang menggunakan bahasa isyarat tertentu maka pasangan tersebut adalah pasangan yang tidak sportif.
Ketika Myke Tyson menggigit telinga Holyfield, Tyson dikatakan sebagai petinju yang tidak sportif.
Kata sportif selalu identik dengan olah raga, meskipun terkadang penggunaannya meluas ke berbagai aspek lain, bidang ilmiyah misalnya, saat seorang ilmuwan melakukan tindakan plagiat terhadap hasil karya ilmiah ilmuwan lain maka ilmuwan tersebut akan disebut sebagai ilmuwan yang tidak sportif .
Singkatnya, sportifitas merupakan sikap tunduk terhadap rule of game yang berlaku, melanggar aturan yang berlaku merupakan suatu sikap yang tidak sportif, dalam bahasa Agama disebut sebagai Fasiq; keluar dari aturan-aturan tuhan. Iblis merupakan contoh kasus pertama bagi pelanggar aturan atau perintah tuhan, ketika ia menolak perintah tuhan agar bersujud (sebagai penghormatan) kepada Adam a.s, dengan kata lain Iblis merupakan makhluk Tuhan pertama yang tidak menjunjung tinggi sportifitas, lalu diikuti oleh Qabil yang tidak menerima ketentuen tuhan, kemudian disusul oleh « Qabil-qabil » lain hingga kejaman ini.
Islam, disamping sebagai aturan yang diturunkan Tuhan utuk kemaslahatan manusia, juga mengajarkan bagaimana manusia dapat melaksanakan aturan-aturan itu. Lewat berbagai ritual yang terdapat dalam Agama Islam kita temukan pesan-pesan agar manusia menjadi makhluk yang sportif.
Seorang Imam dalam shalat, meskipun ia lulus S3, orang yang kharismatik, memiliki masa yang banyak, namun ketika ia kentut (ma`af) maka ia harus sportif mundur. Seorang Presiden, kepala Negara yang dihormati dan disegani, ketika ia melaksanakan ibadah haji, maka ia harus sportif untuk melepas semua pakaian kebesarannya, termasuk CD (celana dalam)nya, dan menggantinya hanya dengan dua helai kain putih tanpa jahitan.
Seorang konglomerat, sepelit apapun dia, ketika hartanya mencapai 85 gr. emas, maka ia harus sportif untuk mengeluarkan 2,5 % dari hartanya itu.
Nabi Muhammad s.a.w sebagai suri tauladan umat Islam mengajarkan bagaimana bersikap sportif, dalam sabdanya, "Andai Fatimah putri Muhammad mencuri, maka akulah yang akan memotong tangannya".
Begitu urgennya sikap sportifitas yang tidak dapat dihalangi oleh hubungan keluarga sekalipun, jika dalam ilmu logika manusia disebut sebagai makhluk yang dapat bicara, maka Islam mengajarkan lebih dari sekedar itu, Islam mengajarkan manusia bagaimana menjari makhluk yang sportif.
Sudah sejauh manakah kita sportif terhadap perintah dan aturan-aturan Tuhan? Mari kita jawab dengan sportif.
Nomor 02/Edisi I/Th.I
No comments:
Post a Comment