Oleh: Yulima Ozeni Yusnita S.Ag
“Jangan disesali apa yang telah terjadi” itulah kira-kira arti ungkapan di atas. Apa yang telah terjadi tak perlu disesali karena sudah terlanjur terjadi, kita tak
Betapa berharganya waktu! sampai Allah banyak bersumpah dengan waktu di dalam Al-Qur’an. Ini bisa kita lihat di dalam surat Al-Lail ayat 1-2, surat Adh-Dhuha ayat 1-2, surat Al-Fajr ayat 1-2, surat Asy-Syams ayat 1-2, surat Al-Ashr ayat 1 dan surat Al-Insyiqaq ayat 16. Waktu adalah nikmat Allah yang termahal yang diberikan kepada kita. Di dalam seluruh ritual Islam juga banyak berhubungan dengan waktu seperti sholat,puasa, zakat ataupun haji harus dilaksanakan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh Allah.
Waktu, adalah kekayaan berharga yang diberikan Allah kepada kita. Bukankah pepatah Inggris mengatakan time is money, dan orang Arab mengatakan al-waktu kassaif in lam taqthaqhu qathaaka (Waktu itu seperti pedang, Jika anda tidak memakainya untuk memotong, dia akan memotong anda). Betapa banyak orang yang menyesali waktu muda mereka ketika sudah tua.
Hasan Al-Bashri, seorang tabiin setiap terjaga dari tidurnya di pagi hari, dia akan menyeru: “Hai manusia,aku adalah harimu yang baru yang menjadi saksi atas perbuatanmu. Pergunakanlah dengan baik dan jadikanlah bekalmu. Sebab bila aku telah pergi,aku tidak akan pernah kembali hingga hari kiamat.”
Betapa mulianya agama kita yang mengajarkan pemeluknya untuk menghargai waktu, sayang banyak sekali yang menyia-yiakannya. Mereka hanya menghabiskan waktu di kafe-kafe, atau menghabiskan waktu dengan percuma. Mari renungkan hadits Rasulullah Saw “Pada hari kiamat tidak seorangpun hamba yang diprkenankan meninggalkan posisinya kecuali setelah ditanya tentang
Kita lihat bagaimana generasi terdahulu begitu menghargai waktu. Banyak dari mereka yang berumur singkat, tapi diabadikan sejarah hingga ratusan tahun. Usamah bin Zaid memimpin pasukan muslimin ketika masih berusia 16 tahun. Muhammad Al-Fatih berusia 23 tahun sudah berhasil menaklukan konstantinopel yang mempunyai pertahanan yang sangat kuat. Kemudian Sa’d bin Mu’adz yang memeluk Islam diumur 30 tahun kemudian wafat di umur 37 tahun, dengan waktu 7 tahun begitu banyak sumbangsih yang diberikan untuk Islam, sampai ketika dia meninggal Rasulullah berkata ”Arsy bergetar sebab kematian Sa’d bin Mu’adz” (HR.Muslim:6295). Imam An-Nawawi,pengarang kitab “Riyad Ash-Shalihin” meninggal saat berusia 40 tahun dan belum sempat menikah sebab kesibukannya dengan ilmu. Dia telah mengarang 500 buah buku. Sedang Ibnu ‘Aqil telah menulis buku besar “Al-Funun” dengan jumlah 800 jilid, Ibnu Rajab telah menulis lebih dari 2.000 jilid buku, yang bila dibagi seluruh karyanya dengan usianya, ternyata Ibnu Rajab menulis 9 buah buku perharinya.
Lalu bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah menyisihkan waktu kita untuk beramal sholeh dan memberikan sumbangsih untuk Islam? Saat ini kita sedang berlomba dengan waktu untuk mengumpulkan bekal dengan berbuat kebaikan. Simaklah hadits Rasulullah Saw : “ Bersegeralah melakukan aktivitas kebajikan sebelum dihadapkan pada tujuh rintangan. Akankah kalian menunggu kefakiran yang menyusahkan, kekayaan yang melupakan, penyakit yang menggerogoti, penuaan yang menidak mampukan, kematian yang niscaya, ataukah dajjal, kejahatan terburuk yang pasti datang atau bahkan kiamat yang amat dahsyat?”(HR.At-Tirmidzi)
Semua yang disebutkan Rasulullah dalam hadits di atas sudah pasti akan datang. Jangan sampai kita hanya menyesali, karena sesalan takkan berguna. Don’t cry over spilt milk! Karena setiap kita akan mempertanggung jawabkan apa yang telah kita perbuat di dunia.
“demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat-menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. AL-Asr:1-3)
No comments:
Post a Comment