Oleh : Muhammad Nasir
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah: fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Agama yang lurus: tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS: Ar-Rum 30).
"Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan suatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS: Ar-Ra’du 11).
Fitrah secara bahasa berarti memulai dan menciptakan. Fitrah Allah ialah : Allah memberikan dan mengadakan kemampuan kepada segenap manusia untuk berbuat.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa fitrah Allah itu adalah Tauhid. Artinya, Allah mempunyai sifat esa. Fitrah menitikberatkan pada zat ilahi. Dari zat ini, Allah mempunyai banyak sifat seperti pengasih, penyayang, pencipta, penakluk, pemurah dan seterusnya.
Sifat atau fitrah Allah sebenarnya maha luas dari apa yang kita bayangkan sehingga tidak heran kalau Allah mempunyai sipat ilmu, maha mengetahui. Dari maha penyayang-Nya, Allah memberikan beberapa kekuatan, kesiapan dan insting kepada kaum muslim dan kafir.
Dalam keseharian, kita bisa membuktikan dengan kasat mata baik yang muslim atau bukan bahwa semuanya membutuhkan makanan, pakaian, keinginan pada lawan jenis dan seterusnya. Contoh lain adalah hewan yang Allah ciptakan menurut fitrahnya: kambing suka makan rumput, ayam berkokok, harimau meraung dan seterusnya. Contoh lain lagi adalah rerumputan dan tanaman yang difitrahkan berdiam di tanah dan tergantung pada air.
Sesungguhnya ciptaan Allah seperti langit dan bumi serta isinya dibarengi dengan fitrahnya masing-masing. Dengan kita "membaca" ciptaan Allah, akan terungkaplah keesaan dan keperkasaan-Nya. Dengan begitu, hal ini klop dengan pendapat yang mengatakan bahwa fitrah Allah itu adalah esa.
Dalam hadits nabi dikatakan: "renungkanlah ciptaan-Ku jangan renungkan zat-Ku". Ini adalah petunjuk Allah yang disampaikan lewat nabi-Nya. Dari hadits ini bisa diambil kesimpulan bahwa zat atau fitrah Allah sangat berbeda dari manusia tetapi Allah mengajak manusia untuk lebih dekat kepadanya yaitu dengan cara dianjurkannya "membaca" ciptaan-Nya.
Dari fitrah-Nya (mencipta). selayaknya kita sebagai manusia yang diberikan oleh Allah kesiapan, kekuatan dan seterusnya untuk berusaha agar kita berubah dari keadaan kacau ke situasi aman; dari miskin ke kaya; dari bodoh ke pintar; berusaha menjaga badan dari sengatan matahari; dari dingin, malas dan seterusnya. Tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak berbuat demi kebaikan dan kemaslahatannya karena fitrah Allah telah diberikan kepada manusia berupa kemampuan. Begitu juga lautan dan daratan telah difitrahkan tunduk kepada Allah, tiada lain demi kasih sayang kepada semua mahluk-Nya.
Kita sebagai muslim sangat bahagia dikaruniai fitrah yang Allah singgung dalam al-Quran surat Ar-rum diatas. Fitrah memercikan suatu undang-undang atau bawaan sesuatu benda. Misalkan pohon kurma disiram dengan air cuka, tentu pohon kurma itu akan mati; begitu juga mobil Toyota dijalankan melebihi kapasitasnya atau olinya tidak diganti-ganti tentu akan rusak.
Dalam kehidupan dunia ada orang sering berbuat menentang fitrah, seperti hidup tidak teratur, banyak makan, banyak tidur dan seterusnya. Secara sederhana kita telah menentang dan tidak mengasihani badan kita karena fitrahnya dilanggar. Tidak mengherankan sesuai hukum alam, badan kita menjadi sakit. Kondisi sakit pasti meminta biaya karena ada dorongan fitrah lain kita untuk menyuruh sembuh lagi. Pertanyaannya: mengapa kita melanggar fitrah semacam ini?, bahkan lebih jauh, menentang fitrah Allah, tidak mempercayai atau mendustakan keesaan-Nya ?.
Ayat 30 surat Ar-Rum dan surat Ar-Ra’d, 11 merupakan master plan manusia akan fitrahnya, dimana manusia disuruh mengahadapkan undang-undang kehidupannya pada agama Allah yang lurus. Dorongan keagamaan yang difitrahkan Allah pada manusia tidak semudah Allah membolak-balikan hati seseorang. Fitrah tauhid yang disematkan pada manusia haruslah dijaga karena dalam perjalanannya fitrah itu selalu berbenturan dengan akal dan hawa nafsu manusia. Diantara manusia ada yang mamaksimalkan penjagaan terhadap fitrahnya, ada lagi orang terbelenggu oleh hawa nafsu dan akalnya.
Realitas manusia memberikan informasi kepada fitrah yang kita punya: bahwa kehidupan manusia sekarang banyak yang salah jalur seperti rekayasa dibolehkannya berzina, kawin antar sesama jenis, pemalsuan izasah, tidak mau bersusah payah belajar, mau enteng dengan untung yang banyak, meremehkan orang dan seterusnya. Hal ini bila terus menerus terjadi akan menyebabkan kepincangan tatanan kehidupan. Kehidupan yang tidak harmonis, tidak nyaman dan menghalangi perwujudan fitrah.
Alhamdulilah, kita masih diberi nikmat umur sampai saat ini tiada lain untuk memperbaiki diri kita yang banyak kekurangan dengan berada pada jalur undang-undang agama Islam yang tinggi dan tidak ada yang menandinginya.
Manusia diciptakan pada level sempurna (QS : At-Tin ayat 4 ) dari ciptaan Allah karena diberikan kekuatan akal, imajinasi, insting, hati nurani dan fitrah. Tetapi Allah mengembalikan dia ke tempat serendah-rendahnya kecuali orang-orang beriman dan beramal saleh baginya pahala yang tidak putus-putus (QS : At-Tin 5-6).
Diantara ciri orang beriman ialah selalu menjaga kefitrahannya dari sifat jelek dan ke-tidakteraturan (QS : As-Syams 9). Dengan kita terus menerus menjaga kefitrahan kita, berarti itu ladang amal saleh yang terdekat. Semoga kita sebagai kaum muslim, terus menerus berdoa dan memohon kepada Pemberi Fitrah agar diselamatkan dari melencengnya fitrah kita: dari hawa nafsu dan akal yang menyimpang dari kebenaran.
Nomor 21/Edisi VI/Th. I
No comments:
Post a Comment