Oleh : Rachmat Morado
1- Pembagian turunnya Al-Quran
a. Turunnya seluruh Al-Quran dalam satu waktu (daf’ah wahidah).
Maksudnya adalah turunnya seluruh Al-Quran dari lauh mahfuzh (papan taqdir) dalam satu waktu ke langit dunia. Turunnya Al-Quran dengan cara ini turun pada 10 akhir bulan Ramadhan yang kita kenal dengan Lailatul Qadar (malam penghargaan/ kemuliaan). Allah berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun Malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu kesejahteraan sampai terbitnya fajar”.
Qadhi Iyyadh mengatakan sebagaimana dikutip oleh Imam Nawawi dalam Syarah Muslim bahwa lailatul qadar terjadi setiap tahun dari turunnya ayat ini pada zaman Rasulullah di hari 10 akhir bulan ramadhan sampai hari kiamat nanti. Dalilnya sabda Rasulullah SAW: “Carilah lailatul qadar pada hari 10 akhir bulan ramadhan”.
b. Turunnya Al-Quran secara berangsur-angsur (munajjaman).
Itu berarti perkataan yang paling benar dan tidak ada keraguan sedikitpun didalamnya. Allah berfirman: ”Dan siapakah yang lebih benar perkataannya dari perkataan Allah? ”( QS;An-Nisa 87,122).
c. Obat dan penenang hati.
Allah berfirman: ”Dan Kami turunkan dari Al-Quran sesuatu yang mengobati dan kasih sayang bagi orang yang beriman”( QS: Al-Isra 82).
Dalam ayat lain Allah befirman: ”Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu mauizha (nasihat) dari Tuhanmu dan Penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”( QS : Yunus 57).
Wajib bagi orang Muslim untuk menghafal Al-Quran baik seluruhnya atau sebagiannya. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya orang yang tidak ada didalam hatinya sedikitpun dari Al-Quran seperti rumah yang roboh”.
Artinya merenungi kandungan Al-Quran ayat per-ayat dengan tujuan memberikan protect diri dari segala apa yang dilarang . Allah Berfirman: “Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Quran, atau hati mereka telah terkunci ”( QS:Muhammad 24).
d- Mengamalkan Al-Quran.
Setelah membaca, menghafal dan mentadabbur Al-Quran langkah terakhir yang harus ditempuh adalah mengamalkan Al-Quran. Dengan mengamalkan Al-Quran berarti mengamalkan ajaran islam itu sendiri. Aisyah berkata: ”Akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Quran”. Al-Quran yang kita pelajari dan baca tidak akan lengkap kecuali mengamalkannya karena Al-Quran di hari kiamat bisa menjadi penolong atau penghujat kita, dalam artian Al-Quran yang kita baca, kita fahami dan tidak kita amalkan akan menjeremuskan kita ke neraka. Rasulullah bersabda: “Dan Al-Quran akan jadi penolong kamu atau penghujat kamu”.
Empat sikap ini harus dimiliki oleh orang Islam agar Al-Quran selalu menjadi panutan dan tuntunannya. Memperingati nuzul Al-Quran berarti memperingati diri kita terhadap Al-Quran. Sejauh mana kita telah membaca Al-Quran, sejauh mana kita telah menghafal Al-Quran, sejauh mana kita mentadabburi Al-Quran, sejauh mana kita mengamalkan Al-Quran. Memperingati nuzul Al-Quran berarti men-introspeksi diri, apakah perbuatan kita sesuai dengan apa yang diperintahkan dalam Al-Quran. Marilah tingkatkan iman dan sikap kita terhadap Al-Quran semoga juga kita menjadi orang yang diridhai. Wallahu’alam bisshawab.
2 comments:
Nah tulisan ini seharusnya meluas,agar umat Islam tidak salah kaprah memaknai peringatan nuzul al Quran itu.karena sering kali dikaitkan dengan ayat 185 Al Baqarah dan Surah al Qadr, dengan asumsi bahwa yang dimaksud itu adalah lima ayat surah al Alaq. hal ini sering kali tidak dibedakan secara tepat, sampai-sampai Penceramah pada peringatan Nuzul Quran di Istana Bogor kemarin juga berasumsi sama. semoga kita semakin cermat memaknai pemahaman agama dari Al Quran. Erfani el Islamiy
Nah tulisan ini seharusnya meluas,agar umat Islam tidak salah kaprah memaknai peringatan nuzul al Quran itu.karena sering kali dikaitkan dengan ayat 185 Al Baqarah dan Surah al Qadr, dengan asumsi bahwa yang dimaksud itu adalah lima ayat surah al Alaq. hal ini sering kali tidak dibedakan secara tepat, sampai-sampai Penceramah pada peringatan Nuzul Quran di Istana Bogor kemarin juga berasumsi sama. semoga kita semakin cermat memaknai pemahaman agama dari Al Quran. Erfani el Islamiy
Post a Comment